InMedias.id, Kendari – Jumlah pelaku usaha di berbagai sektor yang berbasis ide-ide kreatif seperti kerajinan, kuliner, fashion melalui Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang kian menjamur di Kota Kendari tentunya berdampak positif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Sebab, peningkatan pelaku ekonomi kreatif tentunya akan mempengaruhi animo masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi yang mengandalkan kreativitas dan inovasi.
Dengan begitu, dampak yang dihasilkan tentu ada pada pertumbuhan ekonomi dan peluang lapangan kerja serta dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Meski demikian, Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Kendari, Hermawaty mengaku masih ada kendala yang kerap dihadapi oleh para pelaku UMKM Kreatif.

Kata dia, akses dan persaingan pasar yang semakin ketat masih menjadi tantangan utama yang dihadapi oleh para pelaku ekonomi kreatif di Kota Kendari, karena kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang belum memumpuni.
Sehingga itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terus memberikan dukungan peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan inovasi berkelanjutan yang nantinya akan menjadi kunci keberhasilan pengembangan ekonomi kreatif.
“Kami terus mendorong pelaku ekonomi kreatif untuk berinovasi dan pengembangan produk baru, sehingga dapat meningkatkan daya saing industri dengan menata menejemen SDM para pelaku UMKM Kreatif,” jelasnya.
Menurutnya, peningkatan literasi masyarakat tentang ekonomi kreatif dan berbagai subsektornya, seperti fashion, kuliner, kriya, dan lain-lain sangat penting. Sehingga pelatihan dan pendidikan yang di berikan kepada mereka relevan dengan kebutuhan industri.
Edukasi dan Pelatihan SDM Para Pelaku Ekonomi Kreatif
Meski terbilang baru dua tahun menangani ekonomi kreatif, akan tetapi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif hingga kini terus mendorong peningkatan literasi pelaku ekonomi kreatif di Kota Kendari
Kepala Bidang (Kabid) Ekonomi Kreatif, Ilham Abidin mengatakan saat ini pihaknya masih fokus untuk melakukan pendataan terhadap para pelaku ekonomi kreatif di Kita Kendari.

“Jadi di pariwisata ini kalau untuk bidang ekonomi kreatif, khususnya menangani UMKM baru 2 tahun terbentuk. Sehingga selama ini kita belum banyak berbuat karena kita masih sebatas mendata UMKM yang ada,” ungkapnya.
Selain pelaku ekonomi krearif, Ilham Abidin juga mengaku sudah mulai mendata titik-titk yang nantinya akan menjadi kawasan UMKM dan ruang-ruang kreatif bagi para pelaku ekonomi kreatif.
“Karena keterbatasan anggaran sehingga kami masih sebatas mendata terlebih dahulu. Jadi kalau untuk kawasan UMKM seperti kuliner termaksud ruang-ruang kreatif yang terpusat memang kita belum punya, semua masih tersebar,” ucapnya.
Kendati belum lama menagani bidan ekonomi kreatif, namun Dinas Pariwisata melalui Bidang Ekonomi Kreatifnya terus melakukan berbagai langkah konkret dalam mendorong peningkatan SDM para pelaku UMKM Kreatif.

“Selain mendata pelaku UMKM Kreatif dan merencanakan titik kawasan yang terpusat, kami terus mengedukasi peningkatan literasi melalui berbagai macam pelatihan digitalisasi, bagaimana pemasaran produknya. Baru sebatas itu dulu,” ujarnya.
Lanjut Ilham Abidin mengaku jika edukasi peningkatan literasi SDM sendiri tidak di berlakukan kepada seluruh pelaku UMKM kreatif. Karena berdasarkan nomenklatur, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif hanya menangani UMKM kreatif yang berbasis inovasi dan kreativitas.
“Penanganan UMKM ini bukan saja ada di bidang kami, Dinas Perdagangan juga menagani UMKM. Jadi UMKM ini luas, contoh, seperti penjual sayur, pedagang makanan biasa itu kan UMKM semua tapi bukan ditangadi oleh pariwisata. Jadi yang kita data itu tidak semua UMKM, khusus yang punya inovasi tersendiri dan kreativitas. Misalnya ada pgroduk sagu yang dijadikan kue, nah itu khusus bagian kita,” tutupnya. (Adv)