InMedias.id, Bombana – Pemerintah Kabupaten Bombana melalui beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) utamanya Dinas Kesehatan terus berupaya melakukan pencegahan peningkatan angka stunting. Untuk itu, pencegahan tersebut dilakukan dengan meningkatkan gizi masyarakat.
Sejak 2024 kemarin, Dinas Kesehatan Bombana telah melakukan intervensi serentak di tiap-tiap kecamatan. Dengan cara sweeping atau door to door dengan sasaran Ibu hami dan balita. Sebanyak 1335 balita dengan rentang usia 0-5 tahun. Intervensi seretak membukan hasil, 98,8 persen yang sudah dilakukan screening kepada balita dan Ibu hamil, hasil prevelensi hasil stunting diangka 20,2 persen.
Bupati Bombana, Ir. H. Burhanuddin, M.Si, dalam sambutannya menyampaikan bahwa penanganan stunting merupakan tanggung jawab penuh pemerintah sebagai bagian dari pelayanan kepada masyarakat.
“Segala apa yang menjadi persoalan masyarakat adalah tanggung jawab pemerintah untuk menyelesaikan,” tegasnya.
Bupati mengingatkan bahwa stunting berdampak langsung pada pertumbuhan fisik, kesehatan, hingga daya pikir anak di masa depan. Oleh karena itu, intervensi harus dilakukan sedini mungkin untuk mencegah dampak berkepanjangan.

“Kita berharap Indonesia di tahun 2045 akan melahirkan generasi emas. Generasi itu adalah anak-anak kita hari ini. Jangan sampai mereka kehilangan masa depan hanya karena kita lalai mengintervensi saat masih dini,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa sejak awal menjabat sebagai Penjabat Bupati, dirinya langsung membuat program penanganan stunting, termasuk konsep orang tua asuh dari kalangan aparatur pemerintahan hingga kepala desa.
“Jika ini terus berjalan, saya yakin angka stunting kita akan lebih cepat masuk ke kategori rendah, sesuai target pemerintah pusat,” katanya.
Lebih lanjut, Bupati H. Burhanuddin menekankan bahwa penanganan stunting bukan hanya sebatas pemberian makanan tambahan atau gizi. Program ini harus disertai pemantauan intensif, pembinaan, serta intervensi secara menyeluruh.
“Paling penting bukan saja untuk anak-anak, tetapi juga bagi ibu hamil. Karena itu, mindset kita sebagai kepala OPD, camat, dan kepala desa harus berubah. Jadikan ini sebagai bagian dari sedekah dan tanggung jawab moral,” pesannya.

Ia mengimbau agar setiap kasus stunting yang ditemukan di desa dilaporkan secara berjenjang: dari masyarakat ke kepala desa, lalu camat, hingga ke tingkat kabupaten.
Kadis Kesehatan Bombana, Darwin meyakini bahwa angka stunting di Bombana di tahun 2025 ini akan mengalami penurunan dengan hadirnya Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Belum lama ini, salah satu anggota DPR RI bersama pihak BMG nasional telah melakukan sosialisasi terkait MBG untuk di Bombana, saya yakin ini sangat berdampak drastis dengan penurunan angka stunting bagi anak sekolah,” ujarnya.
Dia menambahkan, semoga dengan apa yang di sosialisasikan itu dapat berjalan dengan baik sehingga semu anak di Bombana khususnya pelajar terpenuhi gizi.
“Langkah-langkah lain pencegahan stunting kami sudah lakukan sejak tahun kemarin, pendataan juga terus dilakukan di setiap Puskesmas melalui Posyandu dan penanganan Ibu hamil,” pungkasnya. (ADV)