InMedias.id, Kendari – Mantan Gubernur Sultra dua periode, Nur Alam mendatangi kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), guna memberikan klarifikasi atas laporan dari tim hukum paslon Gubernur, Andi Sumanggeruka-Hugua, Kamis 31 Oktober 2024, terkait isu sara serta lokasi kampanye.
Dalam klarifikasinya, Nur Alam mengatakan bahwa saat itu dirinya tidak dalam posisi tengah berkampanye. Karena dirinya bukan sebagai tim sukses atau pun pasangan calon. Sedangkan mengenai isu sara kata dia, tidak ada satupun dirinya menyebut adanya ujaran kebencian.
“Salah satu Paslon Gubernur Sultra, di mana di sana saya dituduhkan melakukan ujuran kebencian dan melakukan kampanye diluar waktu tau di luar jadwal. Di dalam pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah saya beri penjelasan, bahwa saya kesana bukan kapasitas sebagai tim sukses pasangan calon apa lagi pasangan calon, saya masyarakat biasa mantan Gubernur Sultra,” ungkapnya.
Lanjut pria yang dikenal dengan sebutan bapak pembangunan ini, kegiatan saat itu merupakan agenda yang dilakukannya sejak awal bulan April, jauh sebelum Pemilu, untuk bersilaturahmi kepada masyarakat dengan tema pamitan yang tertund sebagai mantan Gubernur dua periode.
“Sultra ini luas dan saya harus memastikan seluruh daerah, berapa saya kunjunggi dan saya ketemu langsung dengan seluruh masyarakat. Sehingga itu laporan yang di tuduhkan kepada saya salah alamat dan tak berdasar. Saya bukan paslon, saya juga bukan tim pemenangan, cobah buka itu daftar tim pemenangan di KPU. Kemudian dikatakan lagi ada ujaran kebencian, justru yang bersangkutan yang melaporkan saya itu memang kemungkinan sudah tertanam beni-beni kebencian atau rasis kepada kelompok lain,” jelansya.
Nur alam mengatakan dirinya menyebut Ketua KKSS karena memang adalah wadah yang nyata kerukunan keluarga Sulawesi Selatan sama dengan kerukunan keluarga Sulawesi Tenggara.
“Ketuanya yaa teman saya yang saya tau ada sainal abidin dan ada samsul bahri ada juga rudin tompo terus ada ketuanya yang keberatan. Apa yang saya lakukan adudomba karna faktanya belakangan saya tau salah satu paslon adalah ketua KKSS dan ketua KKSS ini sudah dia sandang jauh sebelumnya terus di mana salahnya, saya juga tidak menyebut nama,” jelasnya.
Ia menjelaskan bahwa dirinya hanya membandingkan ketika Kerukunan Sulawesi selatan akan memimpin di Sulawesi selatan begitu juga dengan Kerukunan Sulawesi tenggara.
“Saya hanya membandingkan logis tidak, tolong dicatat baik-baik orang sulawesi tenggara logis ngak rumah tangga besar sulawesi tenggara yang di dalamnya juga ada kerukunan keluarganya lalu di pimpin oleh ketua kerukunan keluarga sulawesi selatan,” katanya.
Sementara itu, Nur Alam menyebut bahwa ketua KKSS merupakan orang asli Sulawesi selatan.
“Yang bersangkutan juga dapat saya buktikan dia bukan penduduk sulawesi tenggara, dia adalah penduduk sulawesi selatan dan tinggal di kota makassar saya punya buktinya, Nomor induk kependudukan juga ada lengkap di saya, jadi yang bersangkutan tidak lahir di kendari sulawesi tenggara, juga tidak tinggal di sulawesi tenggara istrinya bukan orang sulawesi tenggara dan yang bersangkutan tidak besar di sulawesi tenggara,” jelasnya.
Sehingga Nur alam bahwa pandangannya dari aspek sosiologis 4 kreteria putra daerah itu memang benar-benar tidak terpenuhi salah satu calon tersebut.
“Terus di mana salahnya apanya yang saya fitna tidak ada hoax di situ, Yang saya kemukakan adalah fakta, oleh karna itu saya himbau rakyat sulawesi tenggara untuk menyadari, teliti sebelum membeli, negri ini masi kita cintai bersama-sama termaksut segenap manusianya, kalau bicara segenap manusianya berarti seluruh kader-kader terbaik yang ada di sulawesi tenggara kita harus saling memelihara, menjaga dan mendukung,” ujarnya.
Terakhir, Nur alam menghimbau agar masyarakat Sulawesi tenggara untuk tidak terprovokasi dan melihat kader terbaik Masyarakat Sulawesi tenggara untuk memimpin.
“Dukunglah kader asli daerah sulawesu tenggara, kenapa kita harus cari kader impor zaman sekarang masi cari kader impor kita juga sudah sekolah semuanya juga sudah sekolah tidak ada lebih hebat tapi yang paling pahami sekologi, kultur, budaya dan masyarakat lokal itu kearifan lokal itu sendiri, siapa masyarakat asli di daerah ini yaitu putra putri terbaik sulawesi tenggara mulai dari kolaka utara sampai dengan binongko mereka itulah yang memenubi syarat 4 tadi putra putri asli Sultra,” pungkasnya.
Laporan : Aidil