InMedias.id, Konawe – Tanggal 17 Agustus merupakan hari yang sangat berharga oleh seluruh rakyat Indonesia, selain di sambut gembira, Bulan ini juga menjadi momen penting untuk kembali mengenang jasa para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan ibu pertiwi.
Sayangnya, tidak semua masyarakat menyambut gembira sejarah penting peristiwa Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945 ini.
Samsuani, warga Desa Asinua Jaya, Kecamatan Asinua, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengaku masih sangat trauma dan kecewa jika mengingat kembali peristiwa batalnya Doni Amansa, putranya menjadi salah satu Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional perwakilan Sultra, tahun 2023 lalu.
“Tidak terasa sudah setahun kasus anak saya. Masih trauma, kecewa dengan kejadian kemarin gagalnya Doni berangkat,” ungkapnya, saat di konfirmasi melalui WhatsApp-nya, Selasa 6 Agustus 2024.
Padahal kata ibu dari siswa SMA Negeri 1 Unaaha itu, putrannya sangat berharap ia bisa mewakili daerah di tingkat nasional.
“Itu yg dia (Doni) cita-citakan, tapi apa mau di kata mungkin rezki belum berpihak kepada anak saya. Semoga ada rezki yang lebih baik kedepannya,” tutupnya.
Sebelumnya di beritakan, seleksi tingkat provinsi Paskibrkan Nasional yang digelar Kesbangpol Sultra tahun 2023 lalu, sempat viral di media sosial. Pasalnya, diduga kuat ada intervensi dalam perekrutan tersebut.
Kepala Kesbangpol, Harmin Ramba yang saat itu menjabat bahkan sempat di laporkan ke Polda Sultra.
Sebagai putra daerah di Konawe, Doni Amansa merupakan satu-satunya siswa dari SMA Negeri 1 Unaaha yang lolos seleksi di tingkat Provensi Sultra tahun 2023 lalu.
Doni Amansa awalnya dinyatakan sebagai pasukan inti mewakili Sultra, sebagai Paskibraka Nasional saat itu, belakangan namanya berganti menjadi pasukan cadangan. Hal itulah yang membuat keluarga Doni sampai melaporkan ke Polda Sultra.
Laporan : Aidil